Ekowisata Bandar Bakau Dumai: Menjaga Alam dan Sejarah

FOLLOW US

Ekowisata Bandar Bakau Dumai, yang sering dikenal juga sebagai Sekolah Alam Bandar Bakau Dumai, adalah sebuah kawasan hutan bakau yang terletak di Jalan Nelayan Laut Ujung, Kelurahan Pangkalan Sesai, Kecamatan Dumai Barat, Kota Dumai, Provinsi Riau. Kawasan ini mencakup luas sekitar 31 hektar yang mencakup Muara atau Kuala Sungai Dumai.


Ekowisata Bandar Bakau Dumai


Sungai Dumai: Saksi Bisu Sejarah dan Legenda

Sungai Dumai membelah Kota Dumai menjadi dua bagian, yaitu Barat dan Timur. Sungai ini memiliki nilai sejarah yang tinggi karena di sinilah legenda Putri Tujuh berakar. Legenda ini mengandung unsur buah bakau belukap yang menjadi bagian penting dari identitas budaya Kota Dumai. Buah bakau belukap sendiri merupakan simbol dari kejadian masa lalu yang masih dikenang hingga saat ini.


Perjuangan Menjaga Kelestarian Hutan Mangrove

Kawasan Hutan Mangrove Sungai Dumai dikelola oleh Darwis Mohammad Saleh, seorang warga biasa yang memiliki tekad kuat untuk mempertahankan kawasan ini tetap hijau dan lestari dengan hutan bakaunya. Perjuangan Darwis dan kawan-kawannya bukanlah hal yang mudah. Mereka harus menghadapi berbagai tantangan untuk mempertahankan hutan ini agar tidak dialihfungsikan menjadi areal perluasan pelabuhan oleh PELINDO Dumai. Perjuangan ini sudah dimulai sejak tahun 1998-1999 dan terus berlanjut hingga sekarang.


Darwis dan timnya tidak hanya berusaha menjaga kelestarian hutan bakau, tetapi juga mengubah kawasan ini menjadi Sekolah Alam Bandar Bakau, sebuah tempat edukasi lingkungan yang penting bagi masyarakat. Sekolah ini berlokasi di Jalan Nelayan Laut Ujung, tepatnya di kawasan Bandar Bakau Hutan Mangrove Kuala Sungai Dumai. Dengan luas sekitar 31 hektar, kawasan ini menjadi pusat pembelajaran dan konservasi lingkungan.


Spesies Mangrove di Bandar Bakau

Di kawasan Hutan Mangrove Bandar Bakau ini terdapat 24 spesies mangrove. Salah satu spesies yang menjadi fokus utama konservasi adalah bakau belukap (Rhizophora mucronata). Spesies ini mengalami kepunahan di Sungai Dumai akibat eksploitasi besar-besaran untuk bahan baku arang pada masa lalu. Dahulu, panglong (tempat produksi arang) berada di Pangkalan Bunting di muara Sungai Dumai. Kegiatan penebangan bakau tanpa adanya reboisasi menyebabkan kepunahan bakau belukap. Akibatnya, generasi muda Dumai saat ini banyak yang tidak mengenal spesies ini.


Kegiatan di Hutan Bandar Bakau

Berbagai kegiatan dilakukan di Hutan Bandar Bakau untuk mendukung konservasi dan edukasi lingkungan, antara lain:

  1. Bank Mangrove: Pusat budidaya pembibitan dan penanaman mangrove.
  2. Sekolah Alam Bandar Bakau: Tempat edukasi bagi masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan dan ekosistem mangrove.
  3. Pembersihan Sungai dan Pantai: Kegiatan rutin untuk menjaga kebersihan sungai dan pantai dari sampah dan polusi.
  4. Pusat Informasi Mangrove: Tempat informasi mengenai ekosistem mangrove dan pentingnya konservasi.
  5. Eksplorasi Potensi Wisata: Mengembangkan potensi wisata berbasis ekologi di kawasan Bandar Bakau.

Dukungan dari Berbagai Pihak

Harapan besar tertuju pada kawasan hutan bakau ini agar tetap lestari dan menjadi Hutan Kota Dumai. Untuk mencapai tujuan ini, dukungan dari semua pihak sangat diperlukan, baik dari pemerintah, swasta, maupun masyarakat. Kolaborasi dan kesadaran bersama dalam menjaga dan melestarikan hutan mangrove ini sangat penting untuk masa depan yang lebih baik bagi anak cucu kita.


Potensi Wisata Ekologis di Bandar Bakau

Kawasan Bandar Bakau memiliki potensi wisata ekologis yang besar. Wisatawan dapat menikmati keindahan alam sambil belajar tentang ekosistem mangrove dan pentingnya konservasi. Beberapa kegiatan wisata yang dapat dilakukan antara lain:

  1. Jelajah Hutan Mangrove: Wisatawan dapat menjelajahi hutan mangrove dengan berjalan kaki melalui jalur yang telah disediakan. Selama perjalanan, wisatawan dapat belajar tentang berbagai jenis mangrove dan fungsinya dalam menjaga ekosistem pesisir.
  2. Bird Watching: Hutan mangrove menjadi habitat bagi berbagai jenis burung. Wisatawan dapat melakukan bird watching dan menikmati keindahan burung-burung yang ada di kawasan ini.
  3. Edukasi Lingkungan: Sekolah Alam Bandar Bakau menawarkan berbagai program edukasi lingkungan bagi anak-anak dan dewasa. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan.
  4. Pembersihan Pantai: Wisatawan dapat ikut serta dalam kegiatan pembersihan pantai yang rutin dilakukan oleh pengelola kawasan. Kegiatan ini tidak hanya membantu menjaga kebersihan pantai tetapi juga meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan.

Masa Depan Ekowisata Bandar Bakau

Dengan berbagai upaya yang telah dilakukan, ekowisata Bandar Bakau diharapkan dapat terus berkembang dan menjadi contoh sukses konservasi lingkungan. Keberhasilan kawasan ini sangat bergantung pada dukungan dan partisipasi aktif dari semua pihak. Dengan bersama-sama, kita dapat mewujudkan kawasan hutan mangrove yang lestari dan bermanfaat bagi generasi mendatang.


Dengan demikian, ekowisata Bandar Bakau Dumai bukan hanya sekadar destinasi wisata, tetapi juga simbol perjuangan dan kesadaran lingkungan. Ini adalah warisan yang harus kita jaga dan lestarikan untuk masa depan yang lebih baik. Dukungan Anda, baik itu dalam bentuk partisipasi langsung, edukasi, atau kontribusi lainnya, sangat berarti untuk kelestarian kawasan ini.


Mari kita bersama-sama menjaga dan melestarikan ekowisata Bandar Bakau Dumai agar tetap menjadi kebanggaan Kota Dumai dan Indonesia.

Baca Juga
LihatTutupKomentar