Teknologi Cloud Disebut Bisa Bantu Turunkan Emisi Karbon
Jakarta - Salah satu upaya menekan carbon footprint adalah dengan hemat energi. Benarkah Google Cloud adalah solusi untuk mengurangi masalah lingkungan tersebut?
Teknologi Cloud Disebut Bisa Bantu Turunkan Emisi Karbon |
Carbon Footprint atau gas emisi karbon telah menjadi concern utama dunia internasional selama bertahun-tahun. Dalam kasus ini, Data center tidak lepas dari penyumbang emisi terbesar.
Pada tahun 2040 mendatang, industri ini kemungkinan menghasilkan hingga 14% jejak karbon di dunia. Apakah ada solusi? Berbagai upaya tentu sudah dilakukan, salah satunya dengan mengalihkan penyimpanan data dunia ke teknologi cloud.
Salah satu perusahaan raksasa yang sangat serius mencari solusi atas permasalahan jejak karbon adalah Google Cloud. Mereka mengklaim teknologi milik mereka dapat lebih menghemat energi dan ramah lingkungan.
Pengertian Google Cloud
Google Cloud Platform (GCP) adalah layanan terintegrasi yang menghadirkan berbagai produk cloud computing oleh Google. Platform ini memungkinkan Anda menggunakan infrastruktur yang sama dengan produk-produk besutan Google.
Layanan GCP menawarkan latensi rendah sehingga dapat meningkatkan efisiensi operasional bisnis. Fitur-fiturnya lengkap dan dapat menampung segala keperluan komputasi.
Penyimpanan hingga pengembangan aplikasi terus berkembang dan bertambah dari waktu ke waktu. Namun secara garis besar, Google menawarkan empat layanan utama, yaitu:
- Compute Engine
- App Engine
- Cloud Storage
- Container Engine
Lantas, apakah penggunaan komputasi Google Cloud benar dapat mengurangi emisi karbon dunia? Sebelum membahas lebih jauh, Anda perlu tahu dulu apa itu carbon footprint dan bagaimana itu terbentuk.
Pengertian Carbon Footprint
Ilustrasi Emisi Karbon Foto: freepik.com |
Carbon footprint adalah gas emisi dari berbagai kegiatan manusia mencakup produksi hingga penggunaan suatu produk dan layanan. Gas yang terkandung termasuk karbon dioksida dan beberapa unsur penyebab global warming lainnya.
Emisi inilah yang merusak lingkungan di bumi dan bisa semakin parah pada tahun-tahun mendatang. Umumnya penyebab produksi jejak karbon ini adalah kendaraan, makanan dan penggunaan energi.
Ya, itulah kenapa penyimpanan data dunia sangat berpengaruh terhadap jejak karbon karena penggunaan tanpa henti. Itulah alasan hadirnya teknologi cloud, yang salah satu tujuannya adalah untuk mengurangi emisi karbon.
Jumlah Carbon yang Dihasilkan oleh Google Cloud Users di Indonesia
Ilustrasi Emisi Karbon Foto: Unsplash.com |
GCP sendiri berkomitmen dalam upaya ini dengan inovasi yang mereka bawa. Fokusnya bukan hanya menemukan solusi bisnis di industri tetapi juga menggunakan infrastruktur bebas karbon.
Kampanye membangun lingkungan cloud yang ramah lingkungan ini telah mereka sampaikan di Google Cloud Next '21 pada Oktober 2021.
Salah satu tindakan nyatanya adalah membuka informasi tentang emisi karbon para pelanggan GCP. Mereka memperkenalkan semacam pelacak jejak karbon melalui citra satelit.
Bagaimana mengetahui carbon footprint yang dihasilkan users di Indonesia?
Alat yang dijanjikan Google tersebut memang masih dalam tahap preview. Akan tetapi pelanggan sudah bisa menggunakannya di konsol.
Foto: Istimewa |
Foto: Istimewa |
Cara Mengurangi Carbon yang Dihasilkan oleh Google Cloud Users di Indonesia
- Pilih layanan cloud dengan CFE% yang tinggi dan intensitas karbon yang rendah.
- Optimalkan beban kerja cloud, contohnya dengan menggunakan layanan cloud yang fleksibel supaya tidak buang-buang energi.
- Buat kebijakan khusus di perusahaan Anda untuk membatasi lokasi sumber daya cloud ke wilayah yang lebih bersih.